Calon Jemaah Umrah dan Haji Khusus Wajib Terdaftar di BPJS Kesehatan
Khas Dalam Melayani
KEISTIMEWAAN bulan Sya’ban sudah
tidak diragukan lagi kemasyhurannya. Walau masih ada khilafiyah (perbedaan)
mengenai amaliyah, namun bulan yang datang setelah bulan Rajab (Sahrulllah),
menjadi bagian penting dalam menyongsong bulan suci Ramadan.
Mengapa bulan Sya’ban menjadi
istimewa, terutama bagi hamba Allah yang memenuhi panggilanNya sebagai
Dloifullah (tamu Allah)? Yang jelas, Rasulullah SAW bersabda dalam doanya: “Ya
Allah, berkahi kami di bulan Rajab dan Sya’ban serta pertemukan kami di bulan
Ramadan.” Subhanallah!!!.
Artinya, rangkaian bulan Rajab,
Sya’ban dan Ramadan mempunyai kaitan erat dan saling berhubungan guna
memperoleh kedudukan yang mulai di hadapan Allah Yang Maha Rahman-Rahiim.
Tentu, bagi dloifullah memperoleh kemabruran adalah tujuan utama dalam beribadah
haji dan umroh.
Lebih dari itu, mengapai
kesempurnaan dalam beribadah umroh dan haji perlu pengabdian dan pengorbanan
saat berada di tanah air, yaitu berusaha memahami dan mengamalkan segala apa
yang diperintahkan Allah dan menjauhi segala laranganNya. Setidaknya, salah
satu kompetensi untuk meraih gelar mabrur, yaitu orang-orang yang mampu
menafkahkan hartanya dalam keadaan lapang dan sempit, mampu menahan diri dalam
amarah (nafsu) serta mempunyai jiwa pemaaf terhadap manusia.
Dalam konteks bulan Sya’ban,
termasuk salah satu bulan yang diagungkan dalam Islam. Khususnya, pada malam
Nisfu Sya’ban (15 Sya’ban), Allah SWT turun ke langit dunia dan memberi syafaat
(bantuan) bagi siapa saja yang meminta pada malam itu hingga terbit Fajar.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW,
“Jika terjadi malam nisfu Sya’ban, maka shalatlah kamu sekalian pada malam
harinya, dan puasalah kamu sekalian pada siang harinya. Karena sesungguhnya
Allah Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi turun pada malam tersebut ke langit dunia
mulai dari terbenam matahari dan berfirman,
“Apakah tidak ada orang yang
meminta ampun, sehingga Aku mengampuninya?
Apakah tidak ada orang yang
meminta rezeki, sehingga Aku memberinya rezeki?
Apakah tidak ada orang yang
terkena bala, sehingga Aku dapat menyelamatkannya?
Apakah tidak demikian, apakah
tidak demikian, sehingga terbit fajar.”
Tentu saja, bagi jamaah umroh
yang safar (bepergian) di bulan Sya’ban mempunyai keutamaan-keutamaan. Apalagi,
kondisi di Makkatul Mukaromah setelah renovasi tempat areal Mathof (tempat
Thowaf) selesai di sekitar Zam-zam, diberikan kebebasan kepada jamaah untuk
melaksanakan thawaf sunnah di lantai dasar tanpa harus memakain ihram bagi
jamaah pria
Yuk konsultasi umroh dan haji bersama Babul Ka'bah GRATIS Klik DISINI